Tugas-Tugas Soft Skills
Artikel Kepadatan Penduduk Kota PALEMBANG
Latar Belakang
Kota
Palembang adalah salah satu
kota besar di Indonesia
yang juga merupakan
ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota
terbesar kedua di
Sumatera setelah
Medan.
Kota ini dahulu pernah menjadi pusat
Kerajaan Sriwijaya,
sebelum kemudian berpindah ke
Jambi. Bukit Siguntang,
di bagian barat Kota Palembang, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang
dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu.
Palembang
merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan dari prasasti Kedukan
Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang
menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang
merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal
16 Juni 682
Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
Batas
Wilayah
- Sebelah Utara;
dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, Kecamatan
Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.
- Sebelah Selatan;
dengan Desa Bakung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir dan Kecamatan
Gelumbang Kabupaten Muara Enim.
- Sebelah Barat;
dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
- Sebelah Timur;
dengan Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin.
Penduduk Palembang merupakan
etnis
Melayu, dan menggunakan
Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan
dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para
pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari,
seperti bahasa Komering, Rawas, dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan
terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam
keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga
Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa
pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga
pendatang dan warga keturunan, seperti dari
Jawa,
Minangkabau,
Madura,
Bugis, dan
Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal
di Palembang adalah
Tionghoa, Arab dan
India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari
suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas
Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
·
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam.
Selain itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan
Konghucu.
Kota Palembang memiliki aspek-aspek
pertumbuhan internal (lokal) dan
eksternal (regional). Aspek pertumbuhan eksternal erat kaitannya dengan
pengaruh wilayah belakangnya
(hinterland), sedangkan aspek internal
erat pengaruhnya dengan
struktur fisik kota, ekonomi, serta sosial budaya
penduduknya. Kedua aspek tersebut membentuk fungsi dan peran Kota Palembang
dengan lima dimensi (RIK Palembang 1974-1994) yaitu sebagai Kota Dagang, Kota
Pemerintahan, Kota Industri, Kota Pendidikan dan Kota Wisata. Selain itu, Kota
Palembang sebagai pusat konsentrasi penduduk yang terbesar menjadi pusat
orientasi dan pusat pelayanan utama, baik untuk wilayah kota maupun untuk
wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya, seperti pusat distribusi pemasaran produk pertanian, pusat
distribusi produk sekunder dan tersier yang datang dari luar daerah (Bappeda
Kota Palembang, 2005).
Analisis
1.
Teori Gravitasi
Salah satu contoh dalam teori gravitasi
ini dimana para penduduk lokal yang datang ke kota Palembang. Hal ini di
sebabkan adanya suatu permasalahan yang menghimpit seperti kekurangan pekerjaan, pengangguran,
produktiviti dan pendapatan rendah, dibelenggu dengan lingkaran kemiskinan dan
lain-lain bertindak menolak keluar penduduk luar bandar ke bandar yang
mempunyai tarikan ekonomi secara khusus seperti peluang pekerjaan yang luas
dalam sektor perkilangan dan perkhidmatan.
Terlebih lagi unsur – unsur pendukung kota
palembang satu dengan tempat daerah nya itu berbeda. Perbedaan ini disebabkan
oleh interaksi masyarakat dan lingkungan
tempat tinggal. Selain itu, banyaknya pusat hiburan yang memiliki daya
tarik tersendiri menjadikan minat pendatang untuk tetap masuk ke kota Palembang,
perbedaan karakteristik antara tempat
daerah tinggal dan kota palembang akan menyebabkan terjadinya keterkaitan yang
berlangsung terus menerus.
Menurut E.G Ravenstein teori migrasi :
1. Migrasi dan Jarak à perpindahan seseorang menurut jaraknya (jarak dekat maupun
jarak jauh) untuk menuju pusat perdagangan dan industry
- Migrasi bertahap
à perpindahan
mengikuti arus migrasi yang terarah, mulai migrasi desa ke kota kecil
kemudian berpindah kembali ke kota besar
- Arus dan Arus
Balik à setiap arus
migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya. Artinya ada yang pindah
wilayah dan ada juga yang masuk ke wilayah tersebut
- Adanya perbedaan
di desa-kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi (desa ke
kota)
- Migrasi yang
terjadi pada pria > wanita
- Migrasi
dipengaruhi oleh factor teknologi
- Motif ekonomi
menjadi dorongan utama melakukan migrasi
Menurut Hagget (1970:33-35) masalah interaksi keruangan telah
menjadi perhatian dalam geografi sejak tahun 1850-an. Intensitas
keterkaitan yang terjadi akan sangat ditentukan oleh tipe keterkaitan yang
berlaku di antara kedua kota tersebut. Intensitas keterkaitan ini salah satunya
berdampak interaksi yang terjadi. Karakteristik kota yang saling bertolak
belakang di antara keduanya mengakibatkan tingginya intensitas keterkaitan. Semakin banyak perbedaan suatu kota
dengan kota lainnya maka keterkaitannya semakin kuat, namun hal ini harus
didukung dengan jarak yang relative mudah diakses dan terjangkau.
Berdasarakan dari faktor social-nya, pendatang yang berpindah
terutamanya kerana ingin menikmati kemudahan yang terdapat di kota palembang. Kemudahan yang terdapat di kota palembang ini dapat mewujudan
kemudahan- kemudahan
sosial yang banyak seperti kemudahan
pendidikan, kesihatan, hiburan dan lain-lain mampu menarik. Banyak juga yang berpindah ke kota pelembang ini kerana ingin melanjutkan pelajaran, manakala
sebahagian lagi berpindah atas sebab perkahwinan, mengikut keluarga dan
sebagainya
2.
Teori Dorong Tarik
Dengan dampak nya perkembangan
globalisasi dunia yang semakin maju dan berkembang, banyak dari orang-orang
yang menginginkan suatu kehidupan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini mendorong orang-orang untuk mengadu nasib di kota-kota besar.
Selain itu banyak dari mereka yang bekerja dan membuka usaha, yang nantinya
mengakibatkan para pendatang ini menetap. Hal ini merupakan contoh dari teori
dorong-tarik.
Menurut E.G Ravenstein teori migrasi :
8. Migrasi dan Jarak à perpindahan seseorang menurut jaraknya
(jarak dekat maupun jarak jauh) untuk menuju pusat perdagangan dan industry
- Migrasi bertahap
à perpindahan
mengikuti arus migrasi yang terarah, mulai migrasi desa ke kota kecil
kemudian berpindah kembali ke kota besar
- Arus dan Arus
Balik à setiap arus
migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya. Artinya ada yang pindah
wilayah dan ada juga yang masuk ke wilayah tersebut
- Adanya perbedaan
di desa-kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi (desa ke
kota)
- Migrasi yang
terjadi pada pria > wanita
- Migrasi
dipengaruhi oleh factor teknologi
- Motif ekonomi
menjadi dorongan utama melakukan migrasi
Menurut Everet S. Lee migrasi
dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen. Disini tidak ada pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun
sifatnya, yaitu apakah perbedaan itu bersifat sukarela atau terpaksa. Jadi
migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan ada
niatan menetap di daerah tujuan. Tanpa mempersoalkan jauh dekatnya perpindahan,
mudah atau sulit, setiap migrasi mempunyai tempat asal, tempat tujuan dan
bermacam-macam rintangan yang menghambat.. Factor jarak merupakan factor yang
selalu ada dari beberapa factor penghalang
Factor-faktor migrasi :
1. factor-faktor yang terdapat di daerah asal.
2. factor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
3. factor penghalang antara
4. factor-faktor pribadi (individu).
Dalam setiap daerah banyak sekali factor yang
mempengaruhi orang untuk menetap di suatu tempat atau menarik orang untuk
pindah ketempat itu. Beberapa factormempunyai pengaruh yang sama terhadap
beberapa orang, sedangkan ada factor yangmempunyai pengaruh berbeda terhadap
seseorang. Perbedaan sikap antara setiap migrantdan calon migrant terdapat
factor positif dan factor negative, yang terdapat baik ditempatasal maupun
tujuan. Factor positif (+) daerah asal berarti mempunyai daya dorongterhadap
seseorang untuk pergi meninggalkan daerah tersebut, sebaliknya factor positif
didaerah tujuan berarti mempunyai daya tarik terhadap seseorang untuk datang ke
daerahtersebut. Sedangkan factor negative (-) di daerah asal akan berfungsi
sebagai penghambatseseorang untuk pindah ke daerah lain. Begitupula factor
negative (-) di daerah tujuanadalah fajtor yang tidak disenangi oleh seseorang,
demgam demikian juga akanmenghambat masuknya seseorang ke daerah tersebut.
Factor netral (0) pada dasarnyatidak berpengaruh terhadap seseorang untuk
bermigrasi.Penilaian seseorang terhadap suatu factor tertentu dapat positif
(+), negative (-),atau netral (0). Hal ini bergantung kepada keadaan pribadi
orang tersebut yangdipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kebutuhan dan
sifat-sifat pribadi. Begitu pula
KESIMPULAN
Banyak nya
pendatang baru ke kota palembang, karena banyaknya beberapa faktor yang
mendukung, dan menarik bagi kehidupannya, seperti aspek-aspek pendidikan, kesehatan, hiburan dan lain-lain. Pada
kota palembang ini telah berkembang pertumbuhan internal (lokal) dan eksternal (regional). Aspek
pertumbuhan eksternal erat
kaitannya dengan pengaruh wilayah belakangnya (hinterland),
sedangkan aspek internal erat pengaruhnya
dengan struktur fisik
kota, ekonomi, serta sosial budaya penduduknya. Kedua aspek tersebut
membentuk fungsi dan peran Kota Palembang dengan lima dimensi (RIK Palembang
1974-1994) yaitu sebagai Kota Dagang, Kota Pemerintahan, Kota Industri, Kota
Pendidikan dan Kota Wisata.
Gaya tarik pendatang ke kota dapat di buktikan dengan adanya mobilitas
ataupun bentuk interaksi lain penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain. Daya
tarik kota yang kuat akan menarik interaksi yang besar ke dalam wilayah kota
yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang
dimiliki suatu
kota, serta adanya persamaan kepentingan. Unsur -
unsur pendukung suatu kota juga berperan penting dalam timbulnya daya tarik
antar kota, faktor fisiogafis, sosial,ekonomi, teknologi kota yang berbeda akan
memunculkan suatu interaksi yang mengakibatakan daya tarik antar keduanya.
Adanya komplementaritas antar kota akan semakin memperkuat daya tarik antar
kedua kota, hal ini juga didukung oleh transferbilitas yang dapat tercipta antar
keduanya. Semakin besar tranferbilitas yang terjadi maka dapat dikatakan daya
tarik antar kota tersebut sangat kuat, jarak dalam hal ini dapat diatasi dengan
pembangunan akses jalan yang baik, untuk mendukung kelancaran interaksi
keduanya.
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/92546872/Teori-Teori-Migrasi-Ibnu#scribd