Jumat, 02 Oktober 2015

Tugas-Tugas Soft Skills


Artikel Kepadatan Penduduk Kota PALEMBANG









Latar Belakang
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota ini dahulu pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya, sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Siguntang, di bagian barat Kota Palembang, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu.
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan dari prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 682 Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
Batas Wilayah
  • Sebelah Utara; dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.
  • Sebelah Selatan; dengan Desa Bakung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.
  • Sebelah Barat; dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
  • Sebelah Timur; dengan Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin.
Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu, dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
·         Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Kota Palembang memiliki aspek-aspek
pertumbuhan internal (lokal) dan eksternal (regional). Aspek pertumbuhan eksternal erat     kaitannya     dengan     pengaruh      wilayah belakangnya (hinterland), sedangkan aspek internal  erat  pengaruhnya  dengan  struktur  fisik  kota, ekonomi, serta sosial budaya penduduknya. Kedua aspek tersebut membentuk fungsi dan peran Kota Palembang dengan lima dimensi (RIK Palembang 1974-1994) yaitu sebagai Kota Dagang, Kota Pemerintahan, Kota Industri, Kota Pendidikan dan Kota Wisata. Selain itu, Kota Palembang sebagai pusat konsentrasi penduduk yang terbesar menjadi pusat orientasi dan pusat pelayanan utama, baik untuk wilayah kota maupun untuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya, seperti pusat distribusi pemasaran produk pertanian, pusat distribusi produk sekunder dan tersier yang datang dari luar daerah (Bappeda Kota Palembang, 2005).












Analisis
1.        Teori Gravitasi
Salah satu contoh dalam teori gravitasi ini dimana para penduduk lokal yang datang ke kota Palembang. Hal ini di sebabkan adanya suatu permasalahan yang menghimpit seperti kekurangan pekerjaan, pengangguran, produktiviti dan pendapatan rendah, dibelenggu dengan lingkaran kemiskinan dan lain-lain bertindak menolak keluar penduduk luar bandar ke bandar yang mempunyai tarikan ekonomi secara khusus seperti peluang pekerjaan yang luas dalam sektor perkilangan dan perkhidmatan. Terlebih lagi unsur – unsur pendukung kota palembang satu dengan tempat daerah nya itu berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh interaksi masyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Selain itu, banyaknya pusat hiburan yang memiliki daya tarik tersendiri menjadikan minat pendatang untuk tetap masuk ke kota Palembang, perbedaan karakteristik antara tempat daerah tinggal dan kota palembang akan menyebabkan terjadinya keterkaitan yang berlangsung terus menerus.
Menurut E.G Ravenstein teori migrasi :
     1.    Migrasi dan Jarak à perpindahan seseorang menurut jaraknya (jarak dekat maupun jarak jauh) untuk menuju pusat perdagangan dan industry
  1. Migrasi bertahap à perpindahan mengikuti arus migrasi yang terarah, mulai migrasi desa ke kota kecil kemudian berpindah kembali ke kota besar
  2. Arus dan Arus Balik à setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya. Artinya ada yang pindah wilayah dan ada juga yang masuk ke wilayah tersebut
  3. Adanya perbedaan di desa-kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi (desa ke kota)
  4. Migrasi yang terjadi pada pria > wanita
  5. Migrasi dipengaruhi oleh factor teknologi
  6. Motif ekonomi menjadi dorongan utama melakukan migrasi
Menurut Hagget (1970:33-35) masalah interaksi keruangan telah menjadi perhatian dalam geografi sejak tahun 1850-an. Intensitas keterkaitan yang terjadi akan sangat ditentukan oleh tipe keterkaitan yang berlaku di antara kedua kota tersebut. Intensitas keterkaitan ini salah satunya berdampak interaksi yang terjadi. Karakteristik kota yang saling bertolak belakang di antara keduanya mengakibatkan tingginya intensitas keterkaitan. Semakin banyak perbedaan suatu kota dengan kota lainnya maka keterkaitannya semakin kuat, namun hal ini harus didukung dengan jarak yang relative mudah diakses dan terjangkau.


 Berdasarakan dari faktor social-nya, pendatang yang berpindah terutamanya kerana ingin menikmati kemudahan yang terdapat di kota palembang. Kemudahan yang terdapat di kota palembang ini dapat mewujudan kemudahan- kemudahan sosial  yang banyak seperti kemudahan pendidikan, kesihatan, hiburan dan lain-lain mampu menarik. Banyak juga yang berpindah ke kota pelembang ini kerana ingin melanjutkan pelajaran, manakala sebahagian lagi berpindah atas sebab perkahwinan, mengikut keluarga dan sebagainya


2.        Teori Dorong Tarik
Dengan dampak nya perkembangan globalisasi dunia yang semakin maju dan berkembang, banyak dari orang-orang yang menginginkan suatu kehidupan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini mendorong orang-orang untuk mengadu nasib di kota-kota besar. Selain itu banyak dari mereka yang bekerja dan membuka usaha, yang nantinya mengakibatkan para pendatang ini menetap. Hal ini merupakan contoh dari teori dorong-tarik.

Menurut E.G Ravenstein teori migrasi :
     8.    Migrasi dan Jarak à perpindahan seseorang menurut jaraknya (jarak dekat maupun jarak jauh) untuk menuju pusat perdagangan dan industry
  1. Migrasi bertahap à perpindahan mengikuti arus migrasi yang terarah, mulai migrasi desa ke kota kecil kemudian berpindah kembali ke kota besar
  2. Arus dan Arus Balik à setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya. Artinya ada yang pindah wilayah dan ada juga yang masuk ke wilayah tersebut
  3. Adanya perbedaan di desa-kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi (desa ke kota)
  4. Migrasi yang terjadi pada pria > wanita
  5. Migrasi dipengaruhi oleh factor teknologi
  6. Motif ekonomi menjadi dorongan utama melakukan migrasi
Menurut Everet S. Lee migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Disini tidak ada pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah perbedaan itu bersifat sukarela atau terpaksa. Jadi migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan ada niatan menetap di daerah tujuan. Tanpa mempersoalkan jauh dekatnya perpindahan, mudah atau sulit, setiap migrasi mempunyai tempat asal, tempat tujuan dan bermacam-macam rintangan yang menghambat.. Factor jarak merupakan factor yang selalu ada dari beberapa factor penghalang


Factor-faktor migrasi :
1. factor-faktor yang terdapat di daerah asal.
2. factor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
3. factor penghalang antara
4. factor-faktor pribadi (individu).
Dalam setiap daerah banyak sekali factor yang mempengaruhi orang untuk menetap di suatu tempat atau menarik orang untuk pindah ketempat itu. Beberapa factormempunyai pengaruh yang sama terhadap beberapa orang, sedangkan ada factor yangmempunyai pengaruh berbeda terhadap seseorang. Perbedaan sikap antara setiap migrantdan calon migrant terdapat factor positif dan factor negative, yang terdapat baik ditempatasal maupun tujuan. Factor positif (+) daerah asal berarti mempunyai daya dorongterhadap seseorang untuk pergi meninggalkan daerah tersebut, sebaliknya factor positif didaerah tujuan berarti mempunyai daya tarik terhadap seseorang untuk datang ke daerahtersebut. Sedangkan factor negative (-) di daerah asal akan berfungsi sebagai penghambatseseorang untuk pindah ke daerah lain. Begitupula factor negative (-) di daerah tujuanadalah fajtor yang tidak disenangi oleh seseorang, demgam demikian juga akanmenghambat masuknya seseorang ke daerah tersebut. Factor netral (0) pada dasarnyatidak berpengaruh terhadap seseorang untuk bermigrasi.Penilaian seseorang terhadap suatu factor tertentu dapat positif (+), negative (-),atau netral (0). Hal ini bergantung kepada keadaan pribadi orang tersebut yangdipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kebutuhan dan sifat-sifat pribadi. Begitu pula













KESIMPULAN
Banyak nya pendatang baru ke kota palembang, karena banyaknya beberapa faktor yang mendukung, dan menarik bagi kehidupannya, seperti  aspek-aspek pendidikan, kesehatan, hiburan dan lain-lain. Pada kota palembang ini telah berkembang pertumbuhan internal (lokal) dan eksternal (regional). Aspek pertumbuhan eksternal erat     kaitannya     dengan     pengaruh      wilayah belakangnya (hinterland), sedangkan aspek internal  erat  pengaruhnya  dengan  struktur  fisik  kota, ekonomi, serta sosial budaya penduduknya. Kedua aspek tersebut membentuk fungsi dan peran Kota Palembang dengan lima dimensi (RIK Palembang 1974-1994) yaitu sebagai Kota Dagang, Kota Pemerintahan, Kota Industri, Kota Pendidikan dan Kota Wisata.

Gaya tarik pendatang ke kota dapat di buktikan dengan adanya mobilitas ataupun bentuk interaksi lain penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain. Daya tarik kota yang kuat akan menarik interaksi yang besar ke dalam wilayah kota yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki suatu kota, serta adanya persamaan kepentingan. Unsur - unsur pendukung suatu kota juga berperan penting dalam timbulnya daya tarik antar kota, faktor fisiogafis, sosial,ekonomi, teknologi kota yang berbeda akan memunculkan suatu interaksi yang mengakibatakan daya tarik antar keduanya. Adanya komplementaritas antar kota akan semakin memperkuat daya tarik antar kedua kota, hal ini juga didukung oleh transferbilitas yang dapat tercipta antar keduanya. Semakin besar tranferbilitas yang terjadi maka dapat dikatakan daya tarik antar kota tersebut sangat kuat, jarak dalam hal ini dapat diatasi dengan pembangunan akses jalan yang baik, untuk mendukung kelancaran interaksi keduanya.

Sumber:
http://www.scribd.com/doc/92546872/Teori-Teori-Migrasi-Ibnu#scribd

0 komentar :

Posting Komentar